03 Desember 2011

satu tahun lalu

hai senja, setahun sudah aku tidak menyimpan pesan disini, karena atas alasan apa aku merasa yakin kau tidak akan berkunjung ke laman ini.
tepi sepi 3 desember 2011

31 Januari 2011

menyapamu

Hai senja, apa kabarmu disana? Sepertinya aku tidak pernah mendapatkan lagi berbagai kabar darimu, semoga saja selama tidak ada kabar itu, segala yang terbaik ada di setiap harimu. Beberapa hari ini penguasa langit mengirimkan langit yang cukup cerah, meski cerahnya hari hampir membakar harapan-harapan yang kusimpan dalam kotak-kotak basah, karena hujan yang berkepanjangan. Owhya, percaya atau tidak akhir-akhir ini aku sibuk membaca beberapa doa yang sempat kukirimkan pada tuhan, yang isinya tidak jauh dari seputar rasa putus asa yang kadang mucul saat menunggumu. Hai senja, apakah kau tahu bagaimana putus asanya menunggumu menoleh dan berbalik? Apakah kau tahu jika bayanganku kini sama sekali tidak mirip denganku? Saat putus asa dating menghampiri, dan aku tidak mampu membuangnya, aku kirimkan doa semoga aku bisa melalui semuanya tanpa terluka. Ketika kusadari bayanganku lebih mirip dengan bayanganmu, yang kulakukan hanyalah mengirim doa semoga segera kutemui gelap, agar bayanganmu tidak lagi menjadi bayanganku. Ternyata, semua doa itu ditolak oleh tuhan, dan dikembalikan padaku hingga aku tidak bisa untuk tidak putus asa menunggumu, akupun tidak bisa menadapatkan gelap dan harus membiarkan bayangmu menjadi bayangan diriku. Sungguh, semua doa itu dikembalikan padaku karena tuhan tidak ingin aku berhenti menunggu dan mengaharapkan kau kembali seutuhnya padaku.

Di tepi rindu….

03 Maret 2010

tentang hari ini

entah kamu masih membacanya atu mungkin kamu sudah lupa dengan semua tulisan di blog ini, hari ini aku tidak ingin menulis apapun selain kata seandainya. ya... empat tahun lalu di tanggal yang sama, masihkah kau mengingatnya?

22 Februari 2010

hai senja, cukup lama aku tidak mendapati cinta darimu yang biasanya menghiasi hariku. kini hujan selalu hadir dalam hariku, meski pelangi sempat hadir untuku tetap tak mampu menggantikanmu. berbahagiakah kau disana sampai kau lupa padaku? semoga kau tahu betapa kumerindukanmu.

saat semuanya kurasakan begitu hampa. 22 februari 2010 masih di tepi sepi

30 Juli 2009

Tidak mengapa aku bersedih?

Saat kusadari langkah ini sudah cukup jauh menjajali jalan yang kupilih, sebuah jalan terjal bernama pengharapan pada kesempatan yang kau berikan untuku memperbaiki segala salah dan pembuktian akan segala cinta dan sayang untukmu, saat kusadari kau belum juga menoleh kebelakang memberikan isyarat akan segera kembali padaku, tidak mengapa aku bersedih?

Tepi sepi 04.44 / 29 juli 2009

Cerita menuju pagi

Untuk saat ini tidak banyak yang ingn aku lakukan, aku hanya ingin mengawali, menjalani dan mengakhiri hari dengan bersahaja. Seperti (mungkin) kau tahu sejak kau pergi, untuku seakan tidak ada waktu dan langkah yang kulalui tanpa memikirkanmu. Tentu saja semuanya tidak menyenangkan untuku, aku merasa tidak nyaman dengan apapun termasuk dengan diriku sendiri. Hari ini, sudah cukup lama kau pergi dan aku masih disini menari diatas getir diiringi nyanyian gelisah dan khawatir kau tidak akan kembali. Diantara putus asa dan buntu, terseok-seok kubangun dan kupelihara harapan-harapan tentang esok yang lebih baik akan datang untuku. Meski Di bibir ini masih bisa kulukiskan segores senyum sebagai semangat tuk mengawali hari, meski sebatas senyum ironis, Kaki ini kurasa masih cukup kuat untuk melangkah menjalani hari, jiwa ini masih cukup tegar menghadapi segala kejutan yang mungkin kutemui, tetap saja aku tidak suka ketika kecewa dan putus asa datang menghampiri. Dan ketika itu kulalui, semoga kau yang disana tahu dan sadar disini ada yang membutuhkan sapaan dan senyum untuk tambahan energy penantian.

Tepi sepi 04.29 / 29 juli 2009 saat kusadari hanya sepi yang bertahan disini

Aku masih disini

Daun flamboyant di pinggiran jalan mulai berguguran, bersama debu daun diterbangkan angin kemarau membuat nuansa yang indah namun tidak pada tempatnya, beberapa waktu Sebelumnya, basah hujan seakan tidak pernah rela membiarkan ada hari yang bisa dirasakan hangat dan cerah. Akh… waktu berlalu cukup cepat kurasa, meski aku masih ingat betul apa saja yang pernah kurasakan, kulihat, kudengar dan kunikmati disini, di bangku yang mulai kurasa sempit dan tidak nyaman lagi. Aku masih duduk disini diikat oleh janji untuk menunggumu kembali dan keyakinan kau akan segera kembali padaku disini. Dalam diam ini aku pernah rasakan sakitnya mengingat dan merindukanmu, aku pernah rasakan benci akan segala keadaan ini, aku pernah rasakan getir akan keadaanku disini, pernah pula kurasakan gelisah diburu khawatir kau tidak akan kembali, dan ironisnya semua itu aku rasakan setiap saat. Hai senja, cukup lama kau pergi dariku dan hari ini ketika ku masih disini, bertanya pada sepi dan cantik langit malam tentang kau disana, kapan kau akan kembali padaku? Cukup lama kunanti jawaban itu dan akhirnya kuyakin sepi dan langit malam tidak akan menjawab Tanya itu. Aku menunduk sejenak, aku tidak tahu lagi harus bertanya pada siapa.

Tepi sepi 1.52 / 29 juli 2009 saat kurasakan kebisuan cantik malam dan sepi.

Yang kucoba fahami

Cukup lama ku duduk disini, ditepi sepi terikat janji akan menunggumu kembali. Dalam sepi ini segala getir dan gelisah tidak jarang menghampiri dan bahkan menyeretku jauh sekali ke imajinasi yang hamper semuanya menyakitkan. Dalam sepi ini juga cukup banyak dialog yang terjadi antara aku dengan diriku sendiri, aku coba bicarakan segala hal dengan meninggalkan segala arogansi dan pembenaran. Ternyata dengan semua dialog itu aku menyadari banyak hal yang selama ini terlupakan atau mungkin sengaja aku lupakan, aku tidak bisa menjaga apapun yang sebenarnya berharga untuku, salah satunya adalah cintamu senja. Dimanapun kau berada kini ku selalu berharap kau mendapatkan segalanya yang membuat kau bahagia dan nyaman. Aku coba fahami lagi makna penantian yang kulakukan kini, rupanya bukan masalah kau akan kembali atau tidak padaku disini, tapi bagaimana aku bisa lalui semua ini dengan tulus. Karena kuyakinkan diriku semua yang kulakukan kini adalah sebagai penembusan atas segala salahku dimasa lalu padamu. Cepat atau lambat semuanya akan tampak lebih jelas, seperti yang pernah kukatakan tempo hari saat kau bingung dengan keadaan ini, cobalah untuk jujur pada diri sendiri dan semua tentang apa yang kau rasa dan kau inginkan. Semoga dengan jujurmu itu semua mendapatkan yang terbaik. Semoga…

Tepi sepi 05.33 / 24 juli 2009 saat pagi tiba namun kumerindukan senja

24 Juli 2009

Diujung cerita

Pernah ku dengar cerita tentang seorang pengembara yang melangkah tanpa tahu dimana langkahnya akan berhenti, cerita tentang debu yang diterbangkan angin tanpa tahu angin akan membawanya kemana, cerita tentang daun kering yang mengalir terbawa air tanpa tahu dimana dia akan menepi. Aku tidak pernah ingin tahu bagaimana setiap cerita itu berakhir karena aku yakin dimanapun pengembara menghentikan langkah, debu berhenti terbang dan daun kering berhenti mengalir semuanya akan sampai di tempat yang memang layak untuk semuanya. Tentu demikian juga untuk segala yang kulakukan sekarang, apapun yang kudapatkan didepan, aku yakin memang itulah yang layak kudapatkan. Yang pasti semua cerita harus memiliki akhir, mengharukan, menyenangkan atau menyedihkan itu hanya masalah sudut pandang.

Tepi sepi 18.11 / 23 juli 2009 saat drama senja menari genit menghiburku

Bahagia mendengarmu bahagia

Senja, sepertinya keadaan mulai membaik, semuanya hamper bersahaja seperti yang aku dan mungkin kamu idamkan. Aku merasa semua hamper ada pada tempatnya, merindukanmu adalah indah, mencintaimu adalah teduh dan menunggumu adalah nikmat. Seperti kata yang kuucapkan tempo hari, kebahagian untuku adalah melihat kau bahagia. Aku percaya kau tidak akan berbohong padaku dan pada dirimu saat kau katakan bahwa kini kau bahagia, apakah kau percaya kalau aku bahagia mendengarnya?. Aku rasa tidak ada alas an untukmu tidak percaya dengan yang kukatakan. Kau bahagia dengan segala warna yang kau miliki hari ini, Nikmatilah semua warna yang membuatmu nyaman, senang dan bahagia itu karena memang kau layak mendapatkan semua hal terbaik itu. Aku minta maaf karena selama kita bersama kau tidak mendapatkan segala warna yang membuatmu nyaman, senang dan bahagia seperti sekarang.

Tepi sepi 02.51 / 23 juli 2009 saat keremangan terasa lebih sendu

Membangun menara dengan puing yang tersisa

Sejak kau pergi Semuanya hancur dan berserakan, semua tidak lagi pada tempatnya. Aku melihat semua puing itu dengan perasaan tak karuan karena aku hafal betul setiap inci puing-puing itu yang dulu merupakan satu kesatuan utuh bernama kehidupan. Menara itu hancur sejak kau pergi dan yang menghancurkanya bukan kau, tapi aku sendiri dengan tanganku sendiri didorong amarah. Bukan pula amarah padamu tapi amarah kepada diriku sendiri karena tidak bisa menjaganya. Aku diam cukup lama diantara puing-puing itu, awalnya aku bunuh keinginan untuk memperbaikinya, aku hilangkan hasrat untuk membuangnya, aku hanya diam saja menatap satu puing ke puing lainnya yang senantiasa bercerita banyak hal tentang aku, kamu atau kita. Tentu saja kini, setelah kurasakan kau cukup jauh pergi dan belum ingin kembali, begitu besar hasratku untuk mengumpulkan puing-puing itu dan membangunnya kembali menjadi satu kesatuan utuh, meski namanya bukan lagi kehidupan tapi harapan akan kehidupan. Setidaknya aku masih sangat yakin kau akan kembali dan saat kau kembali, aku janji akan kubangun menara kehidupan itu dengan tanganku sendiri didorong cinta dan sayang padamu senja.

Tepi sepi 02.38 / 23 juli 2009 saat semuanya terasa lebih bersahaja.

22 Juli 2009

Hai senja

Hai senja, menyenangkankah hari yang kau lalui? Senang rasanya seandainya aku punya kesempatan untuk tahu segala hal yang kau lalui dan kau rasakan, hanya saja untuk saat itu semuanya hal yang tidak memungkinkan. Senja, aku mengirimkan beberapa surat pada Tuhan dan ternyata beberapa surat itu ditolak-Nya. Di beberapa surat aku katakan pada-Nya kalau aku begitu getir dan gelisah menunggumu kembali, disurat yang lain aku katakan pada-Nya kalau aku cukup sakit ketika merindukanmu, di surat lain kukatakan pada-Nya betapa aku ingin melalui hari tanpa ingat padamu, hanya saja semua surat itu ditolak dan tidak dikabulkan, buktinya sampai hari ini aku masih disini menunggumu dengan getir dan gelisah, aku masih melewati sakit saat merindukanmu dan aku tidak bisa melewati hari tanpa ingat apapun tentang kau. Aku yakin Tuhan menyayangiku, makanya Tuhan tidak mengijinkan aku untuk mendapatkan segala yang kupinta dalam surat itu. Tuhan menginginkan aku tetap mempertanggung jawabkan segala perasaan dan harapan yang kumiliki untukmu, Tuhan ingin meyakinkan aku semuanya akan indah pada waktunya, Tuhan ingin aku bersabar dan bersyukur untuk setiap warna itu. Hei senja, haruslah kau tahu betapa besar kekuatan yang Tuhan berikan untuku tetap disini menunggumu.

Dream house 22.49 / 21 juli 2009 saat kurasakan energy besar hadir dalam hidupku

Apa yang harus kulakukan?

Kau tahu berapa besar kerinduan yang kumiliki untumu? Kau tahu berapa sesar sayang dan cinta yang kumiliki untukmu? Dan kau tahu betapa menyakitkannya untuku karena tidak memiliki kesempatan untuk membuktikannya padamu? Yang bisa kulakukan kini hanyalah seperti yang kau tahu, menunggumu kembali setiap waktu dengan getir dan gelisah, menuliskan segala yang kurasakan, meredam segala rasa yang hinggap, mencoba mengawali, menjalani dan mengakhiri hari dengan bersahaja dan memelihara harapan-harapan tentang kamu. Maaf, aku belum tahu cara untuk membuktikan segala rasa dan harapan itu padamu dan maaf juga karena itu aku hanya bisa melakukan segala yang bisa kulakukan hari ini. mungkin kau bisa katakana padaku apa yang bisa kulakukan untuk membuktikan semua rasa dan harapan itu?

Dream house 13.18 / 20 juli 2009 saat gelisah dan getir memasungku dalam diam

Drama siang diantara sepi, gelisah dan getir

Inginku berlari lebih cepat dari biasanya tanpa henti dan tanpa merasa capek, aku ingin berlari meninggalkan sang waktu dan menengok segala warna yang bisa kudapatkan di tempat yang jauh di depan sana. Meski Warna apapun yang kutemui didepan itu belum tentu membuatku nyaman dan bahagia, setidaknya aku memiliki harapan akan warna-warna itu. Sesampainya disana yang pertama kulakukan hanyalah menunduk semkin dalam dari menunduk yang sering kulakukan kini. Kumenunduk hanya untuk bersyukur untuk apapun warna yang kutemui itu, meski warna itu sesuai dengan yang kuharapkan atau bahkan warna itu sesuai dengan yang kutakutkan sekarang. Dengan kondisi seperti yang kulalui sekarang rupanya aku sudah cukup bisa memahami apapun yang terjadi nanti, cepat atau lambat akan terjawab semua Tanya ini dan kehidupan akan menemukan jalannya sendiri. Semoga kau sudah bisa jujur pada dirimu sendiri dan kepadaku apa yang kau rasa dan apa yang kau inginkan, karena aku yakin dengan demikian tidak akan tersisa apapun yang menjadi perusak kebahagiaan siapapun.

Dreamhouse 13.19 / 20 juli 2009 saat kurasakan merindukanmu adalah pedih

19 Juli 2009

Apa kabarmu?

Hei senja, kau tahu bagaimana aku merindukanmu disini? Kau tahu betapa ku ingin mendengar suaramu?, kau tahu betapa kuingin tahu bagaimana kabarmu?. Empat hari sudah ku tidak mendapatkan kabar apapun darimu, bahkan sekedar pesan singkat pun tidak kudapatkan. Meski tidak setiap saat, biasanya selalu kudapatkan kabar darimu setidaknya dua atau tiga hari sekali, dan kali ini ketika kau tidak berkabar padaku, aku coba yakinkan diriku bahwa semua ini adalah hal yang membuatmu bahagia dan aku akan selalu menerima apapun itu selama membahagiakanmu. Ingin rasanya aku menghubungimu, menanyakan kabarmu dan bila memungkinkan kuingin pula dengar suaramu, hanya saja ku telah berjanji tidak akan melakukan itu. Aku selalu khawatir kau tidak nyaman aku hubungi, aku khawatir aku menghubungimu di waktu yang kurang tepat dan banyak khawatir lainya yang selalu menghentikan keinginanku itu. Biarlah rindu ini kupendam, kusimpan sampai ku dapatkan waktu yang tepat untuk mencurahkannya padamu. Semoga saja kau baik-baik saja dan mendapatkan hari-hari yang menyenangkan. Aku merindukanmu senja.

Dreamhouse, 01.28 / 19 Juli 2009 saat kuinginkan malam lebih cepat berlalu

Di akhir pekan yang cerah

Tiga hari sudah aku memilih tinggal di rumah meninggalkan sejenak segala aktivitas dan coba pulihkan dahulu badan yang kurasa kelelahan ini. biasanya bukan hal mudah untuku melalui hari hanya dengan diam seperti ini, aku tidak pernah suka dengan segala hal yang membosankan dan merasa tidak berarti. Seperti kau tahu, sejak kau pergi aku selalu menjauhi diam dan sendiri, karena dalam diam dan sendiri aku tersiksa oleh penyesalan, dalam diam dan sendiri aku dibunuh oleh angan-anang tentang kesempatan untuku memperbaiki segala salah. Beberapa kali ku berdialog dengan diri sendiri tuk mencari tahu apa yang aku rasa dan apa yang aku inginkan, kucoba pula berdialog denga Tuhan dan dalam setiap dialog dengan-Nya yang kuminta hanyalah ketenangan dan kemampuan tuk menguasai diriku sendiri.Aku bersykur kini bisa kukendalikan emosi, tidak terus menerus dibunuh oleh gelisah dan getir, aku cukup tenang menjalani semuanya mencoba meyakinkan diriku keadaan ini mungkin yang terbaik untuk semuanya. Aku pasrah dengan segala warna yang mungkin kutemui di depan dan mencoba meyakinkan diriku baik-baik saja dengan ataupun tanpamu. Semoga kau berbahagia, dalam konteks apapun tentu saja kebahagianmu yang aku harapkan, senja.
Selamat menikmati akhir pekanmu senja

Dream house, 13.39 / 18 Juli 2009 saat kuyakin berdamai dengan kenyataan bukan berati menyerah pada keadaan.

Dalam sepi malam

Sudah biasa untuku lalui malam dalam sepi dan sendiri, seperti malam ini meski aku katakan beda dengan malam-malam lain yang pernah kulalui. Meski sepi dan sendiri tetap menyekapku di kamar ini setidaknya malam kali ini kulalui tanpa gelisah dan getir memikirkan segala tentang kamu dan segala harapanku yang biasanya menyiksaku. Aku merasa tenang melalui malam yang cerah ini, berusaha pasrah akan setiap hal yang terjadi dan setiap warna yang harus kulalui, aku coba berdamai dengan kenyataan dan membiarkan sang waktu menjawab segala Tanya yang kulontarkan. Aku percaya masih ada cinta dan sayang untuku dihatimu, aku yakin kau tahu apa yang kurasa dan aku harapkan. Aku cukup lelah menjalani hari dengan menyakiti diri sendiri, cukup lelah untuku memejamkan mata hanya untuk menikmati setitik kehangatan semu dari perjalanan imajinasi mencintaimu, cukup lelah untuku terus menerus terpuruk dalam kubangan memelas memintamu untuk segera pulang. Biarlah aku lalui setiap waktu dalam penantian ini dengan segenap sesal akan salah dahulu padamu, dengan semua harapan akan kesempatan untuku memperbaiki segala salah padamu dahulu dan dengan rindu padamu disetiap langkah ini. semoga penantian ini adalah harga yang harus aku bayar untuk yang indah didepan, sesuatu yang indah bernama kesempatan untuku darimu, senja.

Tepi sepi, 23.21 / 17 juli 2009 ketika kurasakan merindukanmu adalah indah

Aku berharap

Aku cukup senang tempo hari saat kau katakana kau masih mau belajar mempercayaiku, meski kata-kata itu terasa lebih keras menamparku. Aku tidak ingin membahasnya, aku malu dengan segala hal buruk yang pernah kuperbuat dahulu padamu, aku tersikas dengan rasa sesal telah bersikap buruk padamu di masalalu. Aku inginkan kesempatan darimu untuku memperbaiki segala salah itu, aku inginkan kesempatan untuku mempertanggung jawabkan perasaan cinta dan sayangku padamu yang sempat tereduksi. Maafkan aku senja terlampau egois dan arogan, kini kurasa bagaimana hari yang kulalui tanpamu. Semoga kau berikan aku kesempatan itu, biarkan aku menjadi seseorang yang bisa menjadikan kau yang terindah. Aku merindukanmu senja.

Antara getir dan gelisah ini 22.06 / 17 juli 2009

Senja kali ini


Tidak banyak waktu yang kumiliki kini, duduk sendiri di tepi sep antara hamparan tanda Tanya. Sudah cukup lama kurasa tidak menikmati senja yang indah seperti yang kusaksikan kini, warna kuning keemasan menggantung dilangit yang mulai kelam membiaskan cahaya dari matahari yang bulat sempurna. Akh… seandainya saja kau disini bersamaku, tentu warna keemasan dan biasaan merah itu akan menyepuh wajahmu lebih indah dalam temaram senja, meski kutahu tanpa semua warna senja itupun kau tetap yang terindah untuku. Kuyakinkan diriku akan ada senja lebih indah yang bisa kunikmati bersamamu, semoga secepatnya.

Ditepi sepi dalam keremangan senja 1730/17 juli 2009 saat kumerindukanmu

Aku masih berusaha


Sejak kuberanjak dari persimpangan jalan itu, memilih menyusuri jalan ini Terus kucoba langkahkan kaki ini meski cukup berat kurasa, tidak ada satu langkahpun yang kuanggap ringan, tentu saja setelah ku merasa sendirian tanpamu. Dalam setiap langkah itu, aku hanya menunduk mencoba tidak melihat, mendengar ataupun merasakan apapun yang mungkin terlihat, terdengar atau terasa. Aku lakukan semuanya hanya karena ku tak mau bertemu putus asa. Aku masih berusaha untuk menerima segala sepi ini, aku masih berusaha menerima segala warna ini, aku masih berusaha untuk menikmati segala getir ini dan aku masih berusaha untuk menjawab semua Tanya, dengan ataupun tanpamu bersamaku.

Meja kerja 15.34 / 14 Juli 2009 saat ingin kucium lagi aroma tubuhmu

14 Juli 2009

‘harus berpikir ulang

Pekerjaan untuk hari ini sudah kuselesaikan, sambil menunggu jalanan kosong kusempatkan berselancar di dunia maya, sekalian mengucapkan selamat ulang tahun pada seorang teman di jejaring social. Sudah kutuliskan ucapan selamat ulang tahun itu, iseng kulihat siapa saja yang telah mengycapkan selamat ternyata mataku menangkap satu nama yang begitu akrab denganku, yaitu namamu. Aku merasa senang bisa melihat fotomu, meski akhirnya rasa senang yang kudamba itu terganti oleh perasaan cemburu. Di gambar itu kau duduk berpelukan dengan kekasihmu, sangat mesra dengan senyum bahagia milikmu yang kukenal. Kuingat kembali segala ucap dan sikapku padamu selama ini, ucap tentang harapan kau kembali dan sikap memintamu untuk pulang. Kau merasa ucap dan sikap itu tidak pada tempatnya, bagaimanapun juga pasti menjadi distorsi untuk senyum bahagia milikmu sekarang, seperti di foto itu. Sudah, sejak saat ini aku berjanji tidak akan pernah bercerita tentang harapan dan keinginanku itu. Biarlah semuanya seperti ini, kau menikmati segala warna bahagiamu dan aku akan melangkah lagi menyelesaikan segala pertanyaan hidup. Maaf senja, ternyata cemburu membuatku harus berpikir ulang.

Meja kerja 19.07 / 14 Juli 2009 ketika kurasa cukup sepi untuk berdialog dengan diri sendiri

13 Juli 2009

aku akan cukup senang melihatmu bahagia

Selalu saja ku khawatirkan segala yang aku katakan dan lakukan selama ini membuatmu tidak nyaman, begitu khawatir penantianku ini membuatmu merasa terganggu. Aku yakin saat ini kau memiliki dunia yang cukup indah dan membuatmu betah bertahan. Semoaga kau senang dan bahagia disana atau mungkin sudah, bagaimanapun juga membahagiakanmu adalah hal yang ingin aku lakukan dan bila hari ini kau sudah mendapatkan kebahagiaan itu aku tidak punya hak untuk merusaknya. Nikmatilah semua kebahagian yang kau dapat hari ini karena Kau berhak mendapatkan yang terbaik, jangan merasa terganggu oleh apapun yang aku lakukan disini, di ruang tunggu yang semakin sepi kurasa.
Meja kerja 09.36 / 12 Juli 2009 saat ku yakin semuanya akan indah pada waktunya

Pagi yang kurasa berat


selesai berbincang denganmu di telfon aku mencoba untuk tidak terlalu terjebak dalam pikiran sendiri, aku coba kuasai keadaan dan meyakinkan diriku semua baik-baik saja, aku sibukan diri lagi dalam setumpuk pekerjaan. aku bangun lebih awal meski aku tidur sangat larut tadi malam, cerah dan segala warna akhir pecan tidak begitu menarik hari ini. aku hanya ingin terdiam saja tanpa berpikir dan bertindak apapun untuk beberapa saat sebelum aku pergi bekerja, aku ingin resapi semua rasa yang tidak menentu ini dan membiarkan jiwa ini memilih akan mengalir kemana hari ini. cukup lelah kurasakan ada dalam keadaan ini, keadaan sulit yang menuntutku meluangkan banyak waktu dan energy untuk memikirkan kamu. Terus kuyakinkan diriku sendiri segala nilai positif atas segala keadaan ini, sedikit demi sedikit bisa aku tanamkan semangat, setidaknya untuk hari ini. Apapun yang terjadi, sesuai atau tidak dengan harapan yang kubangun selama ini aku akan tetap dipaksa untuk berdiri dan melanjutkan langkah ini. Aku masih ingin wujudkan semua impian dan imajinasiku tentang hidup, aku masih ingin berbuat banyak hal dalam hidup dan aku tidak ingin menyerah sekarang. Semoga saja sang waktu segera menjawab semua Tanya, membiarkan kehidupan menemukan jalannya. Aku percaya dan yakin kau akan kembali padaku membawa satu kepingan terakhir yang mampu membuatku merasa hidup kembali.

Satu pagi di akhir pecan saat aku begitu merindukanmu senja.

11 Juli 2009

Sudah cukup malam


Maaf… malam ini aku tidak menuliskan apapun yang biasanya kuanggap menarik, karena hari yang kulalui tidak begitu menarik. Kalau merindukanmu, gelisah, menunggu senja, getir tentu saja sudah biasa kulalui setiap hari seperti hari ini.

Meja kerja 23.15/ 10 juli 2009

Dalam penantian ini


Sudah mulai terbiasa kurasakan waktu berjalan lebih lamban dari biasanya, sudah mulai terbiasa kulihat semua warna adalah kelabu, sudah mulai terbiasa kumendengar suara nafas sendiri dalam sepi, bahkan semuanya bisa kujalani dengan senyuman yang lambat laun tidak tampak ironis lagi. Aku tulus menjalani semua ini, aku ,menikmati setiap getir dan gelisah dalam penantian ini karena ku memiliki energy besar bernama harapan, sebuah harapan kau akan datang untuku. Apakah boleh aku merasa khawatir? Khawatir kau tidak pernah datang lagi untuku, khawatir kau tidak lagi mengingatku yang menunggu ini dan khawatir kau justru membiarkan aku menunggu sementara kau tahu dan yakin kau tidak akan pernah datang lagi untuku. Berilah kabar atau isyarat padaku, apapun jawabannya. Setidaknya dengan kabar dan isyarat itu aku bisa tahu apa yang harus aku lakukan.

10 juli 2009 ketika aku merasa dimusuhi imajinasi.

10 Juli 2009

Aku berpikir untuk tidak berpikir….


Tidak kurasa nyaman dan menyenangkan malam ini, semuanya kurasa serba salah dan mengesalkan. Aku jenuh bila bertemu dengan rasa seperti ini, rasa ketika kau bertanya tentang banyak hal. Bahkan bila orang mengatakan hal-hal yang paling indah bisa kita lihat saat kita memejamkan mata, untuk malam ini aku katakan salah, setidaknya setelah ku coba memejamkan mata berharap melihat hal-hal indah yang kudapatkan adalah pemandangan ironis berupa hamparan tanda Tanya. Bukankan dalam hidupku sudah terlampau banyak tanda Tanya yang mesti dijawab, yang terkadang membuatku harus ektra hati-hati menjawabnya, karena salah jawab bisa membuatku hilang kewarasan. Aku lelah dihadapkan pada banyak tanda Tanya itu, bisakah kunikmati hari tanpa tanda Tanya yang terlalu banyak itu? Apakah aku berhak meminta beberapa jawaban atas banyak tanda Tanya itu? Akan Ku coba bertanya pada senja…

Senja, apakah kau percaya aku masih menunggumu?, senja, apakah kau bisa meyakinkanku kau akan datang?, senja, apakah kau merasa senang aku tunggu?, senja, apakah penantian ini membuatmu tidak nyaman?, senja, apakah kau tahu bagaimana rasanya penantian ini? senja, apakah kau masih ingin kutunggu?

09 Juli 2009 ketika gelisah menyeretku menjelajahi Malam tanpa bintang

Saat gerak sang waktu terasa melambat


Seminggu ini kuhabiskan sebagian besar waktu yang kumiliki untuk bekerja saja, aku coba sibukan diri dan berusaha menyelesaikan semua tanggung jawab sebagai pekerja, meski di sisi lain aku lakukan semua ini untuk meredam emosi, rasa sepi yang kurasakan setelah kau pergi. Ya… aku tidak pernah menyangka kepergianmu akan kurasa berat seperti ini. kini aku tidak suka waktu senggang, aku benci dengan tanggal merah dan tidak ada aktifitas, aku ingin semua waktu yang ada kuisi dengan apapun asal jangan diam. Karena dengan diam berarti aku terus menerus menyakiti diri sendiri. Dalam diam itu segala pikiran, imajinasi dan emosi seakan menekanku atas keadaan ini, sebuah keadaan ketika aku merasa tidak berarti dan serba salah. Lebih ku benci lagi, saat tertekan oleh semua itu adalah waktu kurasa bergerak seakan lamban memberikan banyak waktu untuku merasa tertekan dan semakin tertekan lagi.

Dimanapun, saat kuberharap malam cepat usai dan siang segera berakhir.

Saat pulang kerja


Jam dinding di ruangan kerja menunjukan pukul 17.15 sudah saatnya meninggalkan semua pekerjaan untuk hari ini. yang harus dilakukan hanyalah membereskan dokumen yang berserakan diatas meja, memutuskan jaringan internet, matikan laptop, berkemas dan tinggalkan kantor. Lantas, setelah pulang kerja harus kemana aku melangkah? Apa yang akan aku lakukan? Apakah harus seperti biasanya saja, aku pulang ke rumah dengan perjalanan yang mebosankan dengan macet, emosi melihat kesemerautan, berfantasi tentang kamu dan ketika sampai dirumah aku semakin tenggelam dalam drama senja ditepi sepi? Aku benci situasi itu, aku benci ketika tak bisa mengendalikan emosi menyeretku ke lorong imajinasi tentang kamu. Entahlah apa yang akan kulakukan sore ini, mungkin lebih baik aku duduk saja disini mencoba membahagiakan diri bertemu dengan banyak orang di dunia maya, meski aku faham betul di dunia maya setiap senyum, kagum dan senang hanya bisa kutunjukan dengan karakter-karakter virtual saja. Setidaknya disini aku tidak begitu terbunuh memikirkan kamu, senja.

Ruangan kerja 06 Juni 2009 saat senja datang membawa sepi dan gelisah

Semua masih baik-baik saja

Terlampau banyak salah yang pernah kuperbuat padamu, terlampau sering ku membuatmu sakit dan tidak nyaman. Setiap salah itu selama ini tertutup rapat oleh arogansi dan sikap egoisku dan setelah kau pergi lambat laun mulai terbuka. Setelah kau pergi aku merasa tidak nyaman dengan diriku sendiri, merasa serba salah atas segala yang aku kerjakan dan kusadari ternyata kau begitu berpengaruh dalam hidupku selama ini. terlambat kusadari semua itu, kini kau telah pergi. Inilah saat ketika kumulai lagi perjalan hidup yang sempat terhenti, saat kusadari sepi dan sendiri dalam perjalanan itu. Kuseret langkah ini menapaki jalan yang entah akan berujung dimana, biarlah langkah-langkah kecil ini bertumpu pada harapan didepan sana semuanya akan indah dan lebih baik. Dalam perjalanan ini kubawa serta setumpuk perasaan bersalah padamu, sejuta tumpuk cinta dan harapan semoga akan datang kesempatan untuku membuktikan cinta dan saying padamu serta memperbaiki segala salah yang pernah kuperbuat padamu. Meski merindukanmu adalah sakit untuku, tetap akan kubawa dan kupelihara dalam perjalanan ini karena aku yakin merindukanmu adalah energy yang membuaku merasa semua masih baik-baik saja.

Dreamhouse 04.13 05 Juli 2009

Disebuah dunia kecil

Semoga kau masih ingat cerita-ceritaku tentang sebuah dunia yang aku cintai, sebuah dunia dimana aku merasa nyaman, merasa hidup, merasa berarti dan merasa menjadi orang paling beruntung bisa menikmati, nama dunia itu malam. Dengan sepi, sunyi, gelap dan dinginnya aku bisa menjadi apapun yang aku inginkan, bahkan dalam gelap malam aku bisa bersembunyi dari apapun yang aku takuti dan aku khawatirkan. Setiap malam selalu terasa pendek untuku yang menikmatinya. Kini, Semenjak kau pergi, malam tidak lagi aku cintai seperti dulu. Dalam sepi dan sunyinya aku tersiksa oleh gelisah, dalam gelapnya aku khawatir akan esok atau lusa bahkan selamanya. Ingin rasanya malam cepat berlalu, seperti dulu aku selalu berharap terang siang hanya sebentar.

Malam yang kulalui kini, kukabiskan untuk bercengkaram dengan imajinasi, menerawang ke sebuah dunia ironi dimana kubisa memutar balikan kenyataan. Apa yang aku inginkan, apa yang aku harapkan bisa kulihat hanya dengan memejamkan mata. Entah sudah berapa ribu versi cerita tentang kenyataan yang berhasil kuciptakan, semakin lama ku mengulangi itu semakin jelas ku bisa melihat semua cerita itu. Aku khawatir menjadi terbiasa dengan semua ini, menikmati semua cerita yang kukarang hingga aku lupa untuk kembali menikmati dunia nyata dengan segala warna dan rasanya.

Kutunjuk satu bintang saat kumerindukanmu

Malam ini langitnya cerah dan aku sudah menunjuk satu bintang yang paling bersinar.

Selesai kuketik kata-kata itu yang kulakukan hanya memandangi layar ponsel dan berpikir kembali haruskah kukirim pesan singkat ini padamu?. Kalau ikuti kata hati Ingin rasanya kukirimkan pesan singkat itu padamu, tapi aku tidak yakin kau akan menerimanya dengan perasaan suka atau nyaman. Aku khawatir pesan singkat yang ingin kukirim itu merusak malam yang mungkin indah bagimu. Akhirnya pilihanku adalah tak akan mengirimkanya, aku hapus kembali kata-kata itu. Biarlah… kunikmati sendiri segala yang kulihat dan kurasa ini dan semoga kau mendapatkan indahnya di setiap malam yang kau lalui. Aku tahu kau menyukai bintang-bintang itu dan Entah kau berada dimana saat kupandangi bintang, bulan yang bercahaya bersanding dengan gelap malam ini. Tapi dimanapun kau berada , seperti yang pernah kukatakan saat aku merindukanmu akan kutunjuk satu bintang yang paling bersinar, karena aku yakin orang yang kurindukan akan menunjuk bintang yang sama.

Halaman rumah, saat waktu menunjukan pukul 01.40/ 5 Juli 2009

07 Juli 2009

Ketika kumulai penantian ini

Beberapa waktu lalu, dikamar ini tempat ku diam kini kita berbincang cukup lama. Aku tumpahkan semua rasa dan harap padamu, kau mejawabnya dengan keluh, diam dan atau tangis. Hingga kau menjawab sebuah tanyaku yang mendasar, aku menyimpulkan kau akan pergi lagi dariku. Apakah kau tahu apa yang kurasakan? Tahukah kau betapa hatiku tersayat mendengar jawabmu?. Aku cukup paham dengan sikap dan jawabmu, aku cukup mengerti dengan keputusanmu meski sisi subjektifku menolak semua itu.aku diam saja, mencoba merangkai senyum lagi hanya agar kau melihatku baik-baik saja.
Secangkir kopi hitam masih panas mengepul menggodaku untuk menikmatinya, entah ini cangkir keberapa yang kuhirup sejak kau pergi meninggalkanku. Akhirnya kau pergi lagi, aku khawatir kepergianmu kali ini akan lama dan mungkin tidak pernah kembali. Kau pergi meninggalkan sayatan di hatiku dan sedikit aroma tubuhmu yang tertinggal di pakaian saat kau memeluku. Aku katakan padamu, kalaupun kau akan pergi dan tidak ingin meyakinkanku suatu hari kau akan pulang, biarlah sang waktu yang memberikan jawabnya, yang pasti kau tidak usah khawatir kalau suatu saat kau ingin pulang aku akan ada disini menunggumu.
Semoga saja Cinta dan sayang yang kumiliki untukmu bisa jadi energy yang cukup untuk menjalani penantian ini.

Rumah kita

Tidak lama setelah ku sadari kau meninggalkan rumah, aku tidak beranjak dari rumah kita ini. meski sekarang keadaannya sangat berbeda, tidak seperti saat kau masih dirumah. Perabotan di ruang tengah mulai ditutupi debu, alat dapur yang biasanya kau gunakan memasak sarapan dan makan malam untuku kini berantakan, kamar tidur mulai lembap sejak tidak lagi kubuka jendelanya. Maafkan aku sayang tidak bisa ku jaga rumah kita ini, aku tidak lagi punya energy untuk merawatnya. Waktu kuhabiskan dengan duduk dikursi beranda dekat anggrek hitam milikmu yang mulai tak terurus, aku hanya duduk ditemani imajinasi dan banyak Tanya tentang kamu, kenapa kau pergi? Kemana kau pergi? Kapan kau akan pulang? Tidakah kau merindukanku dan rumah kita?. Sesekali aku berdiri melihat ke pagar rumah, berharap kau ada disana menungguku membuka pintu pagar. Atau setidaknya ada tukang pos yang membawa surat untuku yang kau kirim dari tempat antah berantah itu. Satu kali kau kirimkan kabar, kau ingin pulang dan lupa jalan pulang. Kau memintaku berdoa semoga bisa cepat pulang kerumah tentu saja aku lakukan, bahkan bila kau mengizinkan aku akan mencari dan membawamu pulang. Apakah kau tahu bagaimana khawatirnya aku padamu? Aku khawatir dalam ketersesatan itu, kau malah menemukan rumah baru. Rumah yang lebih indah dari rumah kita sampai kau lupa dan enggan untuk pulang. Aku merindukanmu, pulanglah sayang.

30 Juni 2009

Senja bernama Zahra

Senja yang cantik dengan guratan cahaya kuning keemasaan diantara jingga tersapu merah, sesekali cahayanya memutih menyilaukan siapapun yang melihatnya. Kali pertama ku melihat senja kukatakan senja yang terindah untuku, senja berikutnya-pun kukatakan demikian dan seterusnya hingga kusadari sudah Beribu-ribu senja pernah kupuja dan kucinta. Senja kali ini adalah senja yang beda untuku, aku tidak begitu terpesona oleh guratan warna dan cahayanya saja, aku merasakan irama dan aroma harmonis selaras dengan setiap inci imajinasi. Seakan senja itu adalah gambaran penuh dari setiap imajinasi yang awalnya kuanggap hal paling absurd. Aku masih disini, bertahan menunggumu dengan sisa kekuatan yang entah cukup sampai kapan, kau belum juga muncul menghapus awan kelabu dan menghitam itu. Aku khawatir sang waktu berpihak pada kelabu menghitam itu, karna saat memandangnya bukan lagi senyum kagum seperti yang biasanya kuberikan padamu, tapi senyum paling miris dari sekian senyum yang kumiliki. Ironisnya, senyum yang paling miris itu adalah senyum paling jujur yang pernah kumiliki. Aku tulus dengan senyum itu, aku menikmati senyum itu meski entah senja itu tahu atau tidak arti senyumku. Aku disini, ditepian sepi bercengrama dengan sang waktu, menantimu dengan pasti suatu hari kau akan hadir lagi sebagai senja terakhir, hanya untuku.